NIKMAT BERTEMU BULAN RAMADHAN

 


    Berjumpa dengan bulan Ramadhan merupakan sebuah kenikmatan yang sangat besar.Ramadhan adalah kesempatan emas yang sangat agung karena bulan Ramadhan merupakan kesempatan emas untuk memperbanyak ibadah dan amalan-amalan baik yang bisa dijadikan bekal untuk kehidupan yang panjang.

Bulan Ramadhan disebut dengan syahrun mubarak, seperti dalam hadits Ramadhan SAW yang artinya: 

”Sungguh telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Pada bulan ini diwajibkan puasa kepada kalian.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Baihaqi).

Namun, kata dia, sebesar apa pengaruh madrasah Ramadhan tersebut terhadap diri manusia, sangat tergantung pada kesiapan manusia itu sendiri dan sejauh mana usahanya melaksanakan amalan-amalan baik pada bulan tersebut.  

"Maka sejatinya kita memaksimalkan peluang Ramadhan di setiap waktunya untuk meraih keutamaannya" 

Untuk meraih keutamaan tersebut, maka kita harus mengisinya dengan amalan-amalan baik yang dianjurkan selama Ramadhan agar berkah Ramadhan itu berhasil dicapai. Kemudian betul-betul fokus memanfaatkan momentum Ramadhan dengan amalan-amalan istimewa. 

Selain puasa dan sholat, ada puluhan amalan yang dapat diamalkan dengan mudah dalam sehari selama menjalani hari-hari Ramadhan" 

Mulai dari aktivitas sahur saat pagi, waktu siang, jelang berbuka sampai menjelang tidur. 

Amalan-amalan tersebut memiliki keistimewaan tersendiri, seperti tilawah Al-quran, memberi makan bagi orang yang berpuasa, menyediakan dan menyiapkan bahan berbuka terbaik bagi keluarga dan amalan dalam bentuk sosial lainnya. 

Sedekah merupakan amalan istimewa di bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW termasuk orang yang paling dermawan dan kedermawanannya di bulan suci Ramadhan lebih meningkat.  

Diantara hal yang menunjukkan betapa besarnya nikmat berjumpa dengan bulan Ramadhan adalah sebuah hadits tentang dua orang yang berkawan di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Dari Thalhah bin Ubaidillah.

Ada dua orang yang tiba di Madinah datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.Keduanya memeluk Islam di waktu bersamaan. Salah seorang dari mereka sangat bersemangat dalam beribadah dibanding kawannya. Yang giat beribadah ini ikut berjihad dan gugur sebagai syahid. Temannya satu lagi memiliki usia yang lebih panjang satu tahun darinya. Setelah satu tahun, orang kedua ini wafat.

Thalhah berkata, ‘Aku bermimpi seakan-akan aku berada di depan pintu surga. Ternyata aku bersama kedua orang tersebut. Ketika itu datanglah seorang dari dalam surga (yang bertugas membuka pintu surga). Lantas orang yang meninggal lebih belakangan dipersilahkan memasuki surga terlebih dahulu. Orang yang bertugas membuka pintu surga kembali datang, barulah yang gugur sebagai syahid dipersilahkan masuk ke dalam surga. Lalu keduanya menemuiku dan mengatakan, ‘Kembalilah karena waktumu belum tiba’.

Pada pagi harinya, Thalhah menceritakan mimpi ini kepada banyak orang. Orang-orang pun terheran-heran dengan mimpi tersebut. Pada akhirnya, hal ini sampai kepada Rasulullah, ‘Apa yang kalian herankan’? tanya Rasulullah. Para sahabat menjawab, ‘Wahai Rasulullah, mengapa yang lebih rajin beribadah dan gugur sebagai syahid di jalan Allah malah masuk surga belakangan’?

Rasulullah menjawab, ‘Bukankah orang yang kedua berumur satu tahun lebih panjang dibanding orang yang pertama’? ‘Benar’, jawab para sahabat. Rasulullah melanjutkan, ‘Bukankah orang yang kedua berjumpa dengan Ramadhan dan berpuasa di bulan Ramadhan? Mereka menjawab, ‘Benar’. Rasulullah kembali mengajukan pertanyaan, ‘Bukankah orang yang kedua shalat sekian rakaat dalam setahun’? ‘Benar’, jawab para sahabat. Rasulullah bersabda,

‘Sungguh perbedaan derajat keduanya di surga lebih jauh dibandingkan jarak langit dan bumi’.” [HR. Ahmad, 1403].

Maka bersyukurlah kita bisa dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan ini.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENJAGA PERGAULAN REMAJA DI ERA MODERN