MENJAGA PERGAULAN REMAJA DI ERA MODERN
Masa remaja adalah masa yang di mana sangat dinantikan sewaktu kita masih anak-anak, ketika kita duduk di bangku sekolah dasar sering kali kita bercita-cita agar waktu cepat berputar agar kita bisa cepat merasakan masa-masa yang tak akan bisa terulang untuk kedua kalinya. Pada masa inilah semangat untuk mengejar cita-cita bergejolak. Di samping semangat yang menggema untuk mencapai cita-cita, terkadang pada masa ini rasa ingin tahu dan penasaranpun muncul. Bukti nyata pada masa sekarang tidak sedikit remaja yang terjerumus pada pergaulan yang bebas. Diantaranya adalah merokok, tawuran dan membuat kerusuhan, kurang ajar terhadap orang tua, membantah orang tua, membantah guru, penyalahgunaan narkoba dan seks bebas. Di zaman yang sulit sekali ditebak ini peran orang tua sangatlah penting dalam mengawasi pergaulan anak. Tetapi faktanya tidak sedikit orang tua yang membebaskan pergaulan anak, secara tak sadar orang tua yang memberi kebebasan untuk anak mereka adalah memberi jalan untuk anaknya menelusuri pergaulan bebas. Tidak sedikit pula orang tua yang ketika ditanya "mengapa memberi kebebasan kepada anak?" mereka menjawab " namanya juga anak muda". Anak remaja biasanya melakukan hal yang menyimpang dari yang sederhana terlebih dahulu, ketika bermain dengan teman-temannya lalu menongkrong sering kali mereka mencoba hal yang membuat mereka penasaran, misalnya mereka penasaran dengan rasa rokok itu bagaimana, lalu dengan dalih hanya mencicipi sekali sehingga menjadi kegemaran.
Beberapa cara menjaga pergaulan remaja
1. Adanya kesadaran beragama bagi remaja
Bagi anak remaja, sangat diperlukan adanya pemahaman, pendalaman, serta ketaatan terhadap ajaran agama. Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa remaja yang melakukan pergaulan tidak sehat sebagian besar kurang memahami norma agama. Oleh karena itu, kita harus memiliki kesadaran beragama agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang tidak sehat.
2. Memiliki rasa setia kawan
Rasa setia kawan dibutuhkan agar dapat terjalin hubungan sosial remaja yang baik, rasa setia kawan dalam hal-hal yang positif dan bukan sebaliknya.
3. Memilih teman
Maksud dari memilih teman adalah untuk mengantisipasi agar kita tidak terpengaruh dengan sifat yang tidak baik/sehat. Walaupun begitu, teman yang pegaulannya buruk tidak harus kita asingkan, melainkan kita tetap berteman dengannya tapi harus menjaga jarak. Jangan terlalu dekat/akrab dengan orang yang memiliki sifat yang tidak baik/sehat.
4. Mengisi waktu dengan kegiatan yang positif
Manfaatkan waktu luang dengan hal yang positif. misalnya diarahkan untuk mengembangkan keterampilan atau penyaluran bakat olahraga, memperdalam kajian agama, menulis cerpen, menggambar, atau lainnya.
5. Laki-laki dan perempuan memiliki batasan-batasan tertentu
Remaja harus menjaga jarak dengan lawan jenisnya sesuai dengan norma agama dan norma sosial di Indonesia. Misalnya menyapa teman lawan jenis dengan sapaan yang baik, bersahabat dan berteman dengan lawan jenis dengan saling menghormati dan menghargai, memakai pakaian yang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tidak mempertontonkan aurat dan sebagainya.
6. Menstabilkan emosi
Kita harus mampu mengendalikan emosi diri kita, jangan sampai emosi yang menguasai diri kita. Sabar adalah salah satu kunci penguasaan emosi. Cobalah melatih diri dalam menyelesaikan masalah dengan komunikasi, bukan dengan amarah atau emosi.
Sikap-sikap dalam pergaulan remaja
1. Penampilan fisik
Tidak menjadi jaminan bahwa seseorang akan disukai karena penampilan fisiknya, tetapi umumnya orang yang bersih dan rapi banyak disukai. Bagaimanapun kemasan penampilan fisik merupakan nilai estetis yang bisa mendukung kesan pertama seseorang di mata orang lain. Kita tidak perlu berlebihan atau memaksakan diri untuk mendapat kesan yang baik. Kesederhanaan, kebersihan, dan kerapian penampilan pasti disukai meskipun tidak mewah seperti selebritis. Penampilan fisik jangan diartikan dengan tampil mewah, tampil bersih dan rapih dapat mencerminkan kebersihan diri dan pribadi seseorang.
2. Berbicara dan bersikap sopan
Orang bijak sering mengatakan bahwa “mulutmu adalah harimaumu” atau "kata-kata itu ibarat pedang." Ucapan yang salah dapat menyakiti hati orang lain. Karena itulah, kita harus berusaha menjaga bicara kita. Kesopanan bisa menimbulkan kesan pertama yang baik saat kita berkenalan dengan teman baru atau dengan lingkungan yang baru. Demikian pula dalam pergaulan sehari-hari kita di sekolah atau di rumah.
3. Biasakan untuk memberi dan berbagi
Hal ini bisa dimulai dari hal yang sepele. Saat kita punya makanan kecil, paling tidak tawari teman kita. Kalau makanannya sedikit, usahakan jangan makan di depan teman-teman kita. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa kita peduli dengan sekeliling kita dan menjaga perasaan orang lain.
4. Hindari pembicaraan yang kurang bermanfaat
Gosip atau menyebarkan desas-desus kelihatannya mengasyikkan tetapi sikap seperti ini mencerminkan bahwa kita gemar mengungkap aib orang lain dan menyebarkan berita yang belum tentu kebenarannya. Agama juga melarang bergunjing karena bisa menimbulkan fitnah dan menyakiti orang lain.
5. Mencuri dengar
Kebiasaan mencuri dengar atau menguping pembicaraan orang lain adalah kebiasaan yang tidak disukai. Meskipun kita merasa akrab, kita tetap harus tahu dan menghargai batasan hal-hal yang bersifat pribadi. Ketika teman menerima telepon, usahakan jangan menyimak obrolannya supaya kita tidak dituduh selalu ingin tahu urusan orang lain.
6. Bersikap peduli saat teman sedang mencurahkan isi hatinya
Simak cerita teman yang sedang mencurahkan isi hatinya baik-baik dan pahami permasalahannya. Kalau kita tidak bisa memberikan solusi yang tepat, setidaknya kita menjadi pendengar yang baik. Dengan begitu, dia akan merasa bebannya berkurang dan dihargai sebagai teman, selanjutnya jaga kerahasiaan teman.
7. Rendah hati
Biasakan rendah hati dan jangan terlalu membanggakan diri sendiri atau keluarga di setiap obrolan dengan teman. Kalau terlalu sering membanggakan diri sendiri atau keluarga, kita akan dikatakan sombong dan tinggi hati. Akuilah dan hargailah kelebihan orang lain karena dengan begitu kita akan terbiasa mengakui dan menghargai kelebihan orang lain. Hal ini akan memupuk jiwa besar dan lapang dada.
8. Jadilah diri sendiri
Tunjukkan siapa diri kita. Bersikap tegas dan tidak mengorbankan diri untuk sekedar diakui lingkungan pergaulan merupakan benteng bagi kita juga dalam menyikapi pengaruh lingkungan pergaulan kita. Sikapsikap tersebut memang terlihat sepele, tetapi dapat menghiasi kecantikan akhlak seseorang. Bila semua itu kita lakukan dengan tulus, kita bisa disukai dalam pergaulan.
Dalam hal ini peran orang tua sangatlah berpengaruh, karena sekolah pertama anak adalah orang tuanya. Hubungan komonikasi antara orang tua dan anak sangatlah diperlukan, karena jika hal ini terjadi maka anak akan merasakan kenyamanan dan rasa dimiliki oleh orang tuanya, dengan menanyakan "bagaimana harimu hari ini, bagaimana sekolahmu hari ini" akan memberikan rasa nyaman kepada anak. Selain komonikasi kebiasaan orang tua di rumah sangat berpengaruh, ketika lingkungan anak baik maka akan sedikit anak yang merasa takut untuk melakukan hal negatif, contohnya kebiasaan beribadah di rumah dan mendekatkan anak kepada hal yang positif, misalnya mengaji akan membuat anak selalu ingat kepada sang pemilik alam semesta, selain itu bisa juga dengan kebiasaan baik meluangkan waktu untuk berkumpul keluarga dan membicarakan hal-hal baik. Ada pula keterbukaan antara orang tua dan anak, dalam hal ini orang tua alangkah baiknya membuka diri untuk anak, misalnya mendengarkan cerita sang anak atau bisa jadi mendengarkan curhatan hatinya. Dukungan orang tua terhadap anak juga tidak kalah pentingnya, karena dengan adanya dukungan baik dari orang tua membuat anak semangat untuk meraih hal-hal baik sehingga kemungkinan besar anak tidak akan gampang terpengaruh oleh hal-hal negatif.
Komentar
Posting Komentar